Polemik Pelaksanaan Jaka Rara Kota Cirebon Meluas
Unknown
01.41
0
KESAMBI, (CNC).- Ajang tahunan pemilihan duta budaya dan pariwisata, Jaka Rara 2014, EO Creative Media dituding sudah mengecewakan banyak pihak. Salah satunya, Komunitas Fotografi Klise yang sebelumnya dilibatkan dalam kegiatan photo contest Jaka Rara, dibatalkan secara mendadak dan honornya panitia belum dibayar.
Ketua Komunitas Fotografi Klise, Wenda mengaku kecewa dengan pihak EO Creative media yang merupakan penyelenggara penuh kegiatan ajang tahunan Kota Cirebon itu. Pihaknya mengaku, Klise diminta oleh Ketua EO Creative Media, Victor untuk terlibat pada kegiatan Jaka Rara pada kegiatan Photo Contest finalis Jaka Rara. “Klise dinimta mengisi pada lomba fotografi finalis lomba. Kami sudah professional namun dari pihak EO nggak menepati janji. Sehingga acara lomba Fotografi Jaka-Rara dibatalkan,” ungkapnya, Kamis (26/6).
Wenda mengungkapkan, pihaknya ditelfon oleh Victor untuk menyiapkan segala sesuatu untuk kelengkapan lomba foto kontes fotografi Jaka Rara pada pukul 08.00, tempatnya di alun-alun Kejaksan Kota Cirebon. Kemudian, lanjut Wenda mengatakan pihaknya memenuhi aturan yang ditetapkan EO, namun pihak EO tak kunjung datang juga meski panggung dan peserta lomba pun sudah siap.
Melihat itu, dirinya menghubungi pihak EO dan diminta untuk menunggu sampai pukuk 12.00, tapi pihak EO tidak kunjung tiba. Akhirnya, berdasarkan keputusan panita lomba fotografi acara dibubarkan secara mendadak. Namun pihak EO sampai pukul 15.00 belum juga hadir. “Kami panitia lomba fotografi merasa kecewa dengan EO Creative Media yang tidak profesional,” tukasnya
Dikatakan Wenda, Rundown acara EO dengan panitia lomba photo kontes Jaka-Rara tidak jelas tidak jelas. Melihat kejadian tersebut, pihak Klise semakin kecerwa lantaran honorarium keterlibatan acara tidak dibayar secara total dari pihak EO. Meskipun Klise sudah memenuhi keinginan dari EO, pihaknya tetap merasa bersalah karena sudah mengordinasikan dan membuka registrasi peserta lomba fotografi Jaka Rara. “Ada peserta yang menunggu dari jam 8 pagi. Tapi nggak jelas kapan dimulainya. Kami membuat peserta kecewa dan akhirnya dibatalkan. Ada juga dari kontestan Jaka Rara bilang, acaranya kok nggak jelas.
Atas kejadian itu, Klise menilai bahwa pelaksanaan Jaka Rara tidak seperti sebelum-sebelumnya dan terkesan tak profesional. Untuk kedepannya, pihaknya menegaskan tidak akan lagi berpartisipasi dengan acara yang digelar EO Creative Media. Wenda juga mewajari jika bukan hanya komunitasnya saja yang dikecewakan, namun juga finalis Jaka Rara dan Dinas yang berkewenangan. “Bayangkan saja jika acara sakral tahunan Kota Cirebon itu semuanya dikendalikan EO, bukan Disporbudpar. Malah, Paguyuban Jaka Rara pun tidak diikutsertakan,” ungkapnya.
Anggota Paguyuban Jaka Rara, Hafizhoh membenarkan ternyata pemilihan duta wisata dan budaya sepenuhnya oleh pihak EO Creative Media, bukan oleh Disporbudpar melalui Dinas Kepariwisataan. “Palaksanaan pemilihan Jaka Rara tidak sesuai dengan pakem (aturan, red), karena yang handle acara semuanya itu EO Creative Media. Lagi pula pelaksanaannya menyalahi pakem yang diatur,” ungkap Rara 2010.
Menurutnya Jaka Rara terpilih yang dinobatkan Wakil Wali Kota, Nasrudin Azis beberapa waktu lalu tidak sah, karena penilaian dari pihak dewan juri (EO, red) sudah melanggar pakem pemilihan duta wisata dan budaya. Dikatakannya, pemilihan Jaka Rara dewan juri mestinya dari pihak Pemerintah Kota Cirebon melalui Dinas Kepariwisataan bukan EO. “Penilaian Jaka Rara tahun ini hanya dinilai dari aspek fisiknya saja, bukan penilaian kemampuan akademis. Panita tebang pilih memasukkan nama 10 finalis Jaka Rara tanpa melibatkan Dinas Pariwisata dan Paguyuban Jaka Rara,” ungkapnya. (Iwe/CNC)