Select Menu
Select Menu

Favourite

KABAR CIREBON

INDRAMAYU

MAJALENGKA

CIREBON

KUNINGAN

JABAR

WONG CILIK

Seni Budaya

Kuliner

» » Penutupan lokalisasi dolly di Surabaya membuat para ulama dan warga di pantura Indramayu turut cemas


Unknown 07.41 0


LOSARANG – Penutupan lokalisasi Dolly di Surabaya, Jawa Timur membuat para ulama dan warga di pantura Indramayu turut cemas.

Mereka khawatir, imbas ditutupnya lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara oleh Pemkot Surabaya itu bakal memicu para Pekerja Seks Komersial (PSK) asal Indramayu pulang kampung lalu beroperasi di tanah kelahiran.

Sebab, sudah jadi rahasia umum, Indramayu menjadi salah satu daerah pemasok wanita penghibur di lokalisasi Dolly.
“Ini perlu menjadi perhatian serius, mengingat Dolly merupakan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara. Ada ribuan PSK disana yang mungkin saja berasal dari Indramayu,” kata ketua MUI Kecamatan Losarang, Drs KH Amin Bay MAg kepada Radar, Minggu (22/6).

Karena itu, dia meminta Pemerintah Kabupaten Indramayu melalui dinas terkait untuk waspada serta mengantisipasi jika nanti terjadi eksodus PSK dari Dolly yang berencana membuka tempat baru di tanah kelahirannya.
Apalagi lanjut dia, dalam waktu dekat akan menghadapi puasa dan lebaran. Biasanya, dua momentum ini dimanfaatkan para PSK asal Indramayu untuk pulang mudik. Tapi seiring dengan penutupan paksa Dolly, kepulangan mereka dipastikan tidak membawa bekal finansial yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup selama di kampung halamannya.

Kondisi itu yang bisa menjadi penyebab kenapa mereka berpotensi untuk tetap melakukan pekerjaannya sebagai PSK. “Iya kalau pulang kampung karena tobat. Khawatirnya akibat tidak memiliki mata pencaharian lain, mereka justru kembali menjadi PSK disini,” sambung Amin Bay.

Dosen STIT Al Amin Indramayu ini juga menilai pihak berwenang di Indramayu, tengah berupaya menjaga kondusivitas daerah menjelang bulan suci Ramadan. Dimana tempat hiburan serta lokasi yang diduga menjadi ajang prostitusi dilarang beroperasi agar tidak mengganggu kekhusuan umat Islam saat menunaikan ibadah puasa.

“Ini kekhawatiran kami. Jangan sampai upaya untuk menutup tempat hiburan menjadi terkendala karena baliknya alumni Dolly ke Indramayu lalu membuka tempat praktek baru disini,” tandasnya.

Terpisah, tokoh pemuda Kandanghaur, Sopandi SH juga meminta Pemkab Indramayu untuk melacak sekaligus mendata para eks PSK Dolly yang telah balik kampung untuk kemudian dilakukan pemeriksaan kesehatannya. Sebab dikhawatirkan, kepulangan mereka membawa sumber penyakit HIV Aids.

Tak kalah penting, Pemkab juga harus melakukan pendampingan terhadap para penyandang masalah sosial tersebut seperti dengan memberikan pelatihan usaha. “Ini sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah karena bagaimanapun mereka juga Wong Dermayu yang berhak hidup di tanah kelahirannya,” kata dia. (Radar Cirebon)

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama