Select Menu
Select Menu

Favourite

KABAR CIREBON

INDRAMAYU

MAJALENGKA

CIREBON

KUNINGAN

JABAR

WONG CILIK

Seni Budaya

Kuliner

» » Anak muda Cirebon tolak politik uang


Unknown 17.35 0


KESAMBI, (CNC).- Menyambut Pilpres 9 Juli mendatang, sejumlah anak muda menyatakan menolak praktik politik uang yang kerap terjadi pada pemilu di Indonesia. Direktur Sofie Institute, Royan mengatakan aspirasi anak muda ini adalah bagian dari solusi untuk menghapus budaya politik yang memnodohkan anak bangsa. Ia menginginkan, kesadaran untuk menolak praktik politik uang perlu digencarkan, sehingga masyarakat sadar bahwa money politic hanya akan mendukung ketidakjujuran dalam menjalankan kerja-kerja pemerintahan.

“Jika masyarakt belum bahaya dari politik uang pemilu, maka korupsi dan praktik ketidakjujuran masih akan terjadi di lembaga pemernitahan,” terangnya saat konferensi pers di Hotel Sunyaragi, Sabtu (7/6).

Berdasarkan data ICW, Rotan menerangkan, pada pileg lalu menemukan 313 kasus politik uang di 15 provinsi. Dijelaskannya, politik uang rata-rata disebabkan karena persaingan antar kandidat di wilayah pemilihan. Ia menerangkan, meningkatnya money politic disebabkan karena pemilu di Indonesia menggunakan sistem proposional terbuka.

“Banyaknya kandidat dan kepentingan partai meraih suara, mengakibatkan persaingan bebas diantara para kandidat, baik di dalam partai yang sama maupun antar partai,” paparnya.

Aktifis dari Kajian Demokrasi dan Hak Asasi (Demos), Zico Mulya menilai, berdasarkan pemantauannya, politik uang di beberapa daerah di Indonesia, dilakukan dengan melibatkan 50 anak muda. Lebih jauh ia mengatakan, sejak kampanye terbuka 20 Maret hingga hari pencoblosan 9 April lalu, Demos menemukan adanya Jual Beli Suara. Modus bagi-bagi uang itu, bagi Ziko adalah modus terbanyak dalam Jual Beli Suara. Melihat kenyataan itu, Ia berpendapat, rentannya posisi tawar kelompok pemuda saat ini, membuat suara anak muda sebagai mesin penambah suara partai.

“Selain karena belum memiliki akses yang memadai untuk mengetahui informasi kepemiluan serta track record kandidat, anak muda tidak diberikan kesempatan menyuarakan kepentingannya dalam Pemilu,” papar Ziko yang menjadi narasumber utama pada pembicara Anak Muda dan Pilpres 2014.

Hal serupa dikatakan pemerhati politik, Ishomudin mengatakan, menjelang pilpres pada 9 Juli mendatang, anak muda harus lantang menyuarakan tidak pada politik uang. Ia menilai, harapan negeri ini terletak pada kualitas pemuda hari ini. Sehingga, jika hari ini pemuda tidak tahu cara bagaimana membenahi perpolitikan negeri ini, maka Indonesia tidak akan pernah lepas dengan budaya politik kotor dan memroduksi politisi yang korup.

“Sudah saatnya pemuda harus mengambil sikap dan sadar bahwa politik uang hanya akan berdampak buruk bagi bangsa,” karanya. (Iwe/CNC)

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama