Ponpes Gedongan Kabupaten Cirebon Adakan Haul ke-83
Unknown
02.58
0
PANGENAN, (CNC).- Ribuan peserta haul almarhumin KH Muhammad Sai’d yang ke-83, dipadati ribuan pengunjung dari berbagai daerah, Sabtu (24/5) malam. Peringatan tahunan tradisi pesantren tersebut, salah satu sesepuh pondok Pesantren Gedongan, KH Mukhlas Dimyati mengatakan, Haul merupakan upaya untuk mengambil keteladanan dari seorang tokoh yang sudah berjasa membangun kehidpan masyarakat.
“Tidak lain acara haul itu, untuk mengambil contoh semasa hidup orang yang sudah berjasa besar membangun masyarakat di berbagai bidang,” ungkapnya.
Ia menambahkan, acara seremonial yang biasa diperingati oleh kaum pesantren itu banyak nilai manfaat yang dapat ditransformasikan ke dalam kehidupan sosial. Tidak lain menurutnya, haul adalah sebagai media bagi pesantren untuk meningkatkan kapasitasnya dalam dunia keagamaan dan pendidikan.
“Kini pesantren harus berbenah dan mentransformasikan keilmuan sehingga santri gedongan selalu diharapkan eksistensinya,” terangnya.
Hal serupa disampaikan, salah satu pengasuh pondok pesantren Gedongan, KH Abdul Hayi menegaskan bahwa momentum Haul adalah memegang prinsip-prinsip pesantren, yakni, Almukhafadzatu ‘Alaa Qadimushalih Wal Akhdzu Bil Jadidil Ashlah. Ia menerangkan, konsep demikian berarti pesantren melestarikan sesuatu yang baik dan mengambil sesuatu yang baik. “Jadi, perayaan haul ini banyak manfaatnya sehingga harus dipertahankan, dan mengambil sesuatu yang baik ke depannya,” ungkap[nya.
Ia menjelaskan, Haul dapat membangun dan memperkokoh ukhuwah (persaudaraan, red). Dijelaska Hayi, Haul dapat memberikan ukhuwah basyariah (kemanusiaan, red). Dalam tradisi haul, dapat manyambung dan mempererat tali silaturahmi. Masyarakat dari penjuru Indonesia, dengan haul mampu membangun eksistensi kemanusian. Ia menyebutkan, dari mulai aspek agama, pendidikan, sosial dan hingga aspek ekonomi.
“Santri, kyai yang sedang berada jauh dari pesantren, ketika haul disempatkan hadir, ini menunujukkan memiliki nilai persatuan,” terangnya.
Selain itu, haul dapat memberikan ukhuwah wathaniyah (kebangsaan, red). Dia menyampaikan, haul dapat menjadi perekat kebangsaan dari semua tingkatan dari tingkat RW hingga pejabat tinggi daerah, bahkan petinggi Negara hadir menmabut haul. Ia juga menyebutkan, bahwa Haul meletakkan fungsi ukhuwah Islamiyah, semua kelompok Islam melalui perayaan ini, haul tidak akan pernah ada yang mengisolir diri.
“Ternyata dengan Haul bisa mewujudkan Islammu, Islam mereka dan Islam kita, itu terjadi pada Haul,” paparnya.
Ia menceritakan, bahwa perayaan haul selalu terjadi dari generasi ke generasi. Dijelaskan Hayi, bahwa haul membawa misi nilai-nilai moralitas dan siprit of islam yang begitu tinggi. Ia menerangkan, pendidikan yang diwariskan ulama tidak pernah usai, peran ulama yang berkontribusi di bidang pendidikan agama. “Para ulama dulu mengabdikan diri secara total kepada masyarakat, dan tak pernah bergantung pada pemerintah, ini bukti keikhlasan para ulama pesantren,” terangnya.
Nampak hadir pada acara haul tersebut, Dirjen Kementerian Tenaga Kerja Khoirul Anwar, Bupati Cirebon Sunjaya Purwadi. Perwakilan dari PBNU, KH Mustofa Aqil Siraj sekaligus sebagai penceramah dan Habib Umar.
Ketua Panitia haul KH Muhammad Sai’d ke 83, Aghust Muhaimin mengatakan acara haul ke-83 diisi dengan berbagai rangkaian kegiatan, yaitu sunatan massal, pengobatan gratis, batsul masail hukum tentang gaji ke-13, donor darah, dan santunan anak yatim, perlombaan kontes genjring.
“Pada perayaan haul ini sekitar 1500 santri di Ponpes Gedongan memeriahakan kegiatan, dengan kegiatan ini, maka Ponpes Gedongan mengabdikan diri kepada masyarakat,” terangnya. (Iwe/CNC)