Lima Siswa SMA Kota Cirebon Tak Lulus UN
Unknown
22.36
0
KESAMBI–RADAR. Lima siswa setingkat SMA dan sederajat gagal lulus ujian nasional (UN) tahun 2014. Jumlah tersebut dipastikan setelah pejabat Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon menjemput hasil UN ke Bandung pada hari Senin (19/5). Meskipun dinyatakan tidak lulus UN, lima siswa itu diperbolehkan mengikuti ujian paket C pada sekitar bulan Agustus nanti.
Hal ini disampaikan Kepala Disdik Kota Cirebon DR H Wahyo MPd. Wahyo menjelaskan, tim yang berangkat ke Bandung dipimpin langsung Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) Dra Hj Sri Wahyuning Hadi MSi. Pada Senin (19/5), mereka berangkat ke Bandung untuk mengambil hasil UN tingkat SMA dan sederajat. Tadi malam sekitar pukul 19.30, tim telah mendapatkan informasi hasil UN tingkat SMA secara utuh.
Dari 7.341 siswa setingkat SMA negeri dan swasta, lima di antaranya dinyatakan tidak lulus UN. “Ada lima siswa yang tidak lulus. Nilai mereka tidak mencukupi ambang batas minimal,” terangnya. Berdasarkan data, ujar Wahyo, jumlah peserta UN setingkat SMA berjumlah 7.341 siswa. Perinciannya, dari tingkat SMA sebanyak 3.739 siswa, SMK berjumlah 2.968 siswa dan 634 lainnya dari MA. “Itu dari seluruh sekolah di Kota Cirebon, baik negeri maupun swasta,” ucapnya.
Dengan ketidaklulusan itu, bukan berarti tutup harapan. Sebab, disdik masih menyediakan ujian Paket C bagi mereka. Karena itu, setelah mengetahui namanya tidak lulus UN, kelima siswa itu harus mendaftar untuk ikut ujian Paket C agar memiliki ijazah tahun keluaran sama dengan teman seangkatan lainnya.
Dengan tidak lulusnya lima siswa tersebut, target lulus 100 persen otomatis tidak tercapai. Atas hal ini, lanjut Wahyo, disdik akan melakukan evaluasi dan kembali meningkatkan pembinaan kepada siswa. Harapannya, pada UN tahun 2015 nanti tidak ada lagi siswa yang gagal lulus UN. “Target 100 persen lulus tetap dicanangkan untuk tahun depan dan selanjutnya. Kami optimis akan lebih baik ke depan,” tukasnya.
Menurutnya, peran pembinaan tidak hanya dari sekolah. Orang tua harus turut aktif melakukan tugas pengawasan dan bimbingan kepada anaknya. Karena, pendidikan merupakan tanggungjawab bersama. (ysf)