Select Menu
Select Menu

Favourite

KABAR CIREBON

INDRAMAYU

MAJALENGKA

CIREBON

KUNINGAN

JABAR

WONG CILIK

Seni Budaya

Kuliner

» » Bupati Cirebon Instruksikan Dinas Kesehatan untuk melakukan Fooging


Unknown 20.32 0


SUMBER, (CNC).- Mendengar kabar ada warga RT/03 RT/09 Desa Pemengkang Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Pelabuhan Kota Cirebon, akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD) pada, Kamis (22/5) lalu, membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon melakukan berbagai upaya untuk mencegah menyebarnya virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Salah satunya dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat dan pemerintahan desa (pemdes) untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Soleh Bastaman mengaku prihatin adanya warga di daerah Kecamatan Mundu yang meninggal dunia akibat virus DBD.

Padahal menurut dia, virus tersebut yang ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti bukan baru pertama kali di dengar ditelinga masyarakat kita. Dikarenakan masih kurangnya kesadaran dalam pola hidup bersih dalam suatu lingkungan, menyebabkan nyamuk tersebut betah untuk berkembang biak terlebih di musim yang tidak menentu ini.

“Aedes Aegypti hewan yang termasuk ke dalam golongan insekta (serangga) dari ordo dipteral (bersayap sepasang) dan nyamuk ini salah satu hewan yang mematikan di dunia,”terang Soleh.

Bagaimana tidak, kata Soleh, gigitan satu ekor nyamuk Aedes Aegypti ini di kulit manusia bias mengakibatkan kematian. Penyakit yang disebabkan di sebut DBD. Aedes Aegypti sendiri yang menggigit kulit manusia adalah Aedes Aegypti betina. Adapun nyamuk Aedes Aegypti jantan tidaklah menghisap darah tetapi memakan nektar (sari bunga). Dan hal yang membuat nyamuk betina ini menghisap darah adalah karena dia membutuhkan banyak protein sebagai nutrisi bagi telur dan calon anak-anaknya.

“Nyamuk ini tersebar di berbagai Negara seperti Negara-negara tropis hingga Negara-negara subtropis, seperti Asia Tenggara Afrika, Amerika, termasuk Indonesia,” jelas dia.

Dikatakan dia, tempat yang paling bnayak menyebarkan nyamuk ini biasanya adalah tempat yang mempunyai system air yang buruk (air yang tidak mengalir) ditempat inilah nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak. Dan yang perlu diwaspadai walaupun lingkungan kita bersih, nyamuk ini mampu terbang jauh sekitar 121 kilometer dari sarangnya.

“Itu sebabn ya walaupun kita sudah menjaga lingkungan kita dengan menjaga kebersihan, tapi kita masih bisa tergigit nyamuk Aedes Aegypti dari sarang yang sangat jauh sekali, maka dari itu kesadaran kebersihan harus digalakan di masyarakat,” katanya.

Ditambahkanya, Senin depan, pihaknya bersama Bupati Cirebon akan melakukan fogging (pengasapan nyamuk) untuk membunuh nyamuk yang sudah dewasa sedangkan jentik-jenti atau telur-telur nyamuk tidak mempan dengan fogging.

“Minimal satu mingu sekali bak mandi dukuras, dan kaleng-kelang bekas termasuk genangan air yang ada di sekitar rumah di timbun termasuk pemberian bubuk abate. Sehingga tidak dijadikan tempat bertelunya nyamuk,”tambah Soleh. (Enon/CNC)

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama