Kolang-Kaling Bandung Dominasi Pasar Kuningan
Unknown
09.32
0
KUNINGAN, (PRLM).- Ketersediaan buah caruluk di pasar tradisional dan pasar moderen di Kabupaten Kuningan, pada bulan puasa ramadan 1435 Hijriyah didominasi caruluk pasokan dari bandar-bandar di Bandung.
Pasalnya, menurut sejumlah pedagang buah aren tersebut, produksi caruluk lokal Kuningan hingga memasuki puasa ramadan sekarang, masih terbilang langka.
"Caruluk dari para perajin dan bandar di Kuningan pun, memang ada, tetapi masih jarang. Sementara untuk memperoleh caruluk bandung sangat mudah dan banyak tersedia di bandar-bandarnya," tutur pedagang sayuran yang juga menjual buah caruluk eceran di kompleks Pasar Baru Kuningan, Doni (24), Selasa (1/7/2014).
Keterangan senada juga disebutkan pedagang caruluk lokal Kuningan di Pasar Kepuh Kuningan Enda (37). Sementara itu harga jual eceran caruluk asal Bandung maupun caruluk lokal Kuningan, menurut para pedagangan di dua pasar tradisional itu, pada ramadan tahun ini lebih mahal dibandingkan harga pada ramadan tahun sebelumnya.
Caruluk Bandung maupun caruluk lokal Kuningan, umumnya dijual para pedagang di pasar-pasar tradisional di Kabupaten Kuningan dengan harga setara. Berkisar antara Rp 10.000 sampai dengan Rp 15.000 per kilo gram.
Caruluk atau kolang-kaling, kadang disebut juga cangkaleng, adalah biji muda buah pohon aren. Caruluk selama ini sudah dikenal sebagai bahan kudapan. Misalnya dijadikan pelengkap bahan campuran es buah, atau dikolak dan dijadikan hidangan tajil saat berbuka puasa.
Menurut sejumlah pedagang caruluk dan masyarakat Kuningan di beberapa pedesaan, produksi buah caruluk di Kuningan dulu cukup melimpah. Terlebih pada setiap saat menjelang serta di bulan puasa rmadan.
Bahkan, sering diburu juga bandar-bandar caruluk untuk dipasok ke kota besar. Namun, dalam kurun waktu puluhan tahun belakangan ini, perajin dan potensi produksi caruluk di Kuningan semakin berkurang.
Penyebab utamanya, karena keberadaan pohon aren di hutan-hutan serta perkebunan penduduk di Kuningan, semakin jarang. Pohon-pohon aren penghasil gula merah dan buah caruluk di sejumlah desa di Kabupaten Kuningan, sebagian besar musnah ditebang untuk diambil sari pati pohonnya.