Selama di Kuningan KH. Hasyim Muzadi sibuk tepis isu negatif tentang Jokowi
Unknown
07.24
0
KUNINGAN - Calon Presiden nomor urut 2, Joko Widodo (Jokowi) diserang habis-habisan. Beragam fitnah dilontarkan kepadanya. Baik itu melalui media jejaring sosial, surat kaleng, hingga tabloid Obor Rakyat.
Semua fitnah tersebut, dibantah keras oleh mantan Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Muzadi. Saat berceramah di GOR Ewangga, Jumat (28/6/2014), Hasyim mengklarifikasi setiap fitnah terhadap Jokowi.
Pertama, fitnah bahwa Jokowi bukan beragama Islam. Menurut Kiayi Hasyim, ini adalah fitnah yang kejam. Sebab, ia telah tabayun kepada Ketua PC NU Surakarta yang menjelaskan bahwa, Jokowi adalah seorang muslim sejati yang telah naik haji pada tahun 2003, dan berulang kali melakukan umroh.
“Jokowi itu fasih membaca Al-Quran. Beliau bisa mengimami sholat dengan bacaan yang panjang-panjang,”katanya.
Fitnah selanjutnya kata Hasyim, yaitu menyatakan bahwa Jokowi mendukung gerakan misionaris kristenisasi. Hal ini jelas fitnah yang sangat keji. Sebab, Jokowi itu yang mencetuskan Solo Bershalawat.
“Ibunda Jokowi itu perempuan solihah yang rajin tirakaat kepada Allah. Seorang ibu yang anaknya naik terus, tidak mungkin kalau ibunya tidak rajin sholat malam, senantiasa mendekatkan diri kepada Allah,”terangnya.
Kemudian sambung Hasyim, fitnah lain kepada Jokowi adalah terkait Capres Boneka ibu Megawati. Menurut Hasyim, tidak mungkin seorang boneka dapat menang debat Capres. Meskipun potongan Jokowi ndeso, tapi mampu menguasai bahkan menang debat.
“Fitnah yang lebih aneh lagi, menyatakan bahwa Jokowi antek Amerika. Waduh ini keterlaluan, lihat saja track record pendidikan Jokowi. Beliau bersekolah dari SD hingga Perguruang Tinggi di Indonesia. Beliau tidak pernah sekolah di Amerika, jadi tidak mungkin ada seorang agen Amerika yang sama sekali tidak memiliki sejarah kedekatan dengan Amerika,”tuturnya.
Malahan kata Hasyim, yang patut dicurigai sebagai antek Amerika adalah orang yang jelas-jelas pernah bersekolah di Amerika. Sedangkan Jokowi, itu seorang nasionalis. Tidak ada ceritanya seorang yang berideologi nasionalis menjadi antek Amerika