Pokmaswas Meminta Pemkab Kuningan Meneliti Air Waduk Darma
Unknown
08.31
0
KUNINGAN, (PRLM).- Kelompok Masyarakat Pengawas Perairan Umum meminta pemerintah atau lembaga teknis terkait, meneliti kondisi air genangan Waduk Darma di Kabupaten Kuningan.
Pasalnya, menurut Ketua Pokmaswas Jawa Barat Umar Hidayat, kondisi air genangan waduk tersebut kini diduga telah tercemari zat, energi, atau komponen baru pemicu kematian massal ikan pada kolam jaring terapung di waduk tersebut.
"Pada rentetan peristiwa kematian massal ikan selama seminggu terakhir, kami melihat air permukaan sekitar blok-blok area kolam jaring terapung di sini, sempat diwarnai hal-hal yang tak pernah terjadi sebelumnya," kata Umar Hidayat, di tepi perairan Waduk Darma, sekitar Desa Jagara, Kecamatan Darma, Kuningan, Senin (30/6/2014).
Umar Hidayat yang juga Kepala Desa Jagara, dibenarkan sejumlah petani budi daya ikan japung, menyebutkan hal-hal yang baru terjadi di perairan Waduk Darma itu, bervariasi dan tidak merata. Misalnya, ada permukaan air di sekitar kompleks japung berwarna kehitaman mengeluarkan aroma bau besi.
Kemudian ada area permukaan air yang berwarna agak keputihan seperti berbaur lemak, serta ada juga yang berwarna kehitaman tetapi tidak mengeluarkan aroma bau besi.
Umar dan salah seorang petani ikan kolam japung di Desa Jagara Edi (50), meyakini kematian massal ikan kolam japung di Waduk Darma selama sepekan terakhir, akibat terjadi ruas balik air.
Arus balik air dimaksud, adalah peristiwa perpindahan posisi antara air di permukaan genangan dengan air di dasar genangan karena perbedaan suhu.
Arus balik air seperti itu, sudah sering terjadi di Waduk Darma, maupun di waduk-waduk lainnya di Jawa Barat. Peristiwa itu biasanya terpicu cuaca buruk, terutama jika area genangan waduk itu terus menerus didera kabut tebal disertai hujan tanpa ada tiupan angin hingga berhari-hari.
Pada masa-masa arus balik terjadi, biasanya banyak unsur-unsur dari endapan kotoran dan sisa pakan ikan turut terangkat dan meracuni ikan-ikan pada kolam japung.
"Penyebab utama kematian massal ikan japung di Waduk Darma sekarang pun, yaitu karena terjadi arus balik air dipicu cuaca buruk seperti yang sering terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi, tidak pernah diwarnai muncul bau besi seperti pada kejadian sekarang," ujar Umar Hidayat, seraya mengharapkan pemerintah atau pihak terkait segera meneliti fenomena baru genangan air di waduk tersebut.
Ditanya lebih lanjut terkait musibah kematian massal ikan japung pada peristiwa arus balik air sepekan terakhir, Umar mengungkapkan, musibah tersebut terhitung sementara selama sepekan terakhir telah menelan kerugian materi sekitar Rp 1,2 Miliar.
"Ikan mas dan nila dalam kolam budi daya jaring terapung yang mati serta terpaksa dipanen dini dalam seminggu terakhir terhitung mencapai sekitar 90 ton. Dari jumlah tersebut, yang bisa dijual dengan harga normal hanya sekitar 40 persenya. Sebagian besar di antaranya dijual dengan harga sangat murah bervariasi asal laku. Malahan tidak sedikit juga yang mati busuk dan terpaksa dikubur," kata Umar Hidayat.