Warga Lemahabangkulon Ancam Demo Proyek Rel Ganda
Unknown
18.00
0
LEMAHABANG, (CNC).- Masyarakat Desa Lemahabangkulon Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon melakukan unjuk rasa di lokasi pengerjaan doubel track (rel ganda) yang melintasi desanya, Rabu (21/5). Hal ini karena dinilai kurang memperhatikan keinginan masyarakat sekitar dalam pengerjaan proyek tersebut.
Koordinator masyarakat setempat Turino Junaedi, mengatakan, masyarakat merasa kecewa dengan kontrakror yang mengerjakan rel ganda di lokasi ini karena pertama sebelum pelaksanaan dimulai tidak ada sosialisasi dan kedua lantaran warga sekitar yang diberdayakan terkesan disepelekan dan kurang dihargai serta kompensasi yang terkesan hanya mencari untung sendiri.
“Kami inginkan adanya pemberdayaan masyarakat sekitar dalam pengerjaan proyek ini, entah jadi tukang parkir, entah jadi jaga malam maupun yang lainnya asalkan masyarakat sekitar diberdayakan, tetapi yang diberdayakan ternyata dibayar asal saja terkesan diperalat seperti pekerja rodi," ujar Turino.
Ditambahkannya, sebagai contoh untuk Pengebut (tukang parkir) upah disepakati Rp 60 ribu per hari dan tambahan lembur per jamnya Rp 7 ribu tetapi kenyataannya hanya diberi uang Rp 2000 per dumptruk yang masuk, dan untuk jaga kendaraan proyek kesepakatan Rp 8000 permobil dari jumlah seluruhnya 12 dumptruk seharusnya Rp. 150 ribu perhari kenyataannya hanya Rp 150 ribu untuk selama proyek berlangsung.
“Padahal Desa tetangga Desa Tuk Kecamatan Lemahabang kompensasi Rp 150 ribu per bulan diberikan,” keluhnya.
Ditambahkannya, dengan banyaknya keluhan masyarakat dan kurang responnya kontraktor pada keinginan warga, masyarakat berencana akan unjuk rasa di lokasi proyek guna menuntut prioritas tenaga kerja sekitar dan kompensasi setiap bulan sebesar Rp 150 bagi warga yang terkena dampak debu.
“Warga sebenarnya hanya ingin diselesaikan dengan cara baik-baik tetapi pelaksana proyek ketika diajak bicara yang ada saling lempar tanggungjawab, membuat warga menjadi kesal dan berencana akan menutup jalannya pembangunan doble track ini,” tegasnya.
Hal senada dikatakan Waskim, dirinya sangat kesal dengan hilir mudiknya kendaraan proyek karena material debu dan jalan yang berlumpur akibat berjatuhannya tanah urug, dirinya berharap penyemprotan jalan jangan asal-asalan. "Semestinya kontraktor memperhatikan lingkungan sekitar dengan membersihkan tanah urug yang berceceran di jalan, karena sangat membahayakan masyarakat melintasi jalan tersebut," kata ketua RT 22/7 ini. (Wawi/CNC)