Sekolah di Kota Cirebon Akui Siswa Ikut UN dari Dalam Tahanan
Unknown
21.26
0
KESAMBI- Lima orang siswa SMA di Kota Cirebon sudah dipastikan tidak lulus ujian nasional (UN) 2014. Tidak perlu ada penyesalan, yang penting harus ada upaya perbaikan. Disdik Kota Cirebon pun mengakui hasil UN SMA tahun ini menurun dari tahun sebelumnya. “Karena ada yang tidak lulus, persentase kelulusannya menurun,” ucap Kepala Bidang Menengah Disdik Kota Cirebon Dra Sri Wahyuning Hadi, kemarin. Wanita yang akrab disapa Yuni ini berharap UN tahun depan semua siswa di Kota Cirebon lulus. “Jangan ada yang tidak lulus. Ini juga sebagai pembelajaran disdik. Oleh karenanya ke depan pembinaan di sekolah-sekolah lebih ditingkatkan,” tandasnya.
Soal 5 siswa yang tidak lulus, Yuni menegaskan masih ada harapan di ujian Paket C. “Mereka bisa ikut Paket C nanti Agustus,” ujarnya. Terkait dugaan siswa yang tak lulus itu terlibat narkoba dan mendekam di penjara, Yuni enggan berkomentar. Dia hanya mengatakan kelima siswa yang tidak lulus karena nilainya tidak memenuhi syarat yang telah ditetapkan. “Ya pokoknya yang tidak lulus itu karena nilainya belum memenuhi kriteria kelulusan,” katanya.
Sebelumnya, Yuni mengatakan kelima siswa itu tak memenuhi standar nilai 5,5 untuk kelulusan UN tingkat SMA tahun 2014. Kelima siswa itu berasal dari salah satu SMAN di Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti. Selanjutnya, kata Yuni, pihak sekolah harus mengurus administrasi keikutsertaan mereka dalam ujian Paket C. Meskipun menempuh pendidikan dari awal hingga akhir di sekolah negeri, namun hal itu tidak lantas membuat kelima siswa tidak lulus UN itu terhalangi mengikuti ujian Paket C. “Langsung ikut, tidak perlu ulang pembelajaran dari awal,” terangnya.
Bukti tidak lulus UN dapat menjadi dasar kelima siswa tersebut mengikuti Paket C. Secepatnya, Yuni meminta pihak sekolah untuk segera memproses administrasi mereka ikut Paket C. Namun, jika dalam ujian Paket C kelima siswa itu tetap tidak lulus, konsekuensi yang harus ditangggung mereka adalah mengulang UN di tahun berikutnya dan mengikuti pendidikan di kelas akhir SMA kembali. Sementara itu, lima siswa SMAN 9 Cirebon yang tidak lulus UN sudah didaftarkan mengikuti ujian Paket C gelombang kedua. Proses administrasi dan kelengkapan lainnya telah dilakukan agar kelima siswa itu bisa mendapatkan ijazah SMA sederajat di tahun yang sama dengan teman-teman seangkatannya.
Hal ini disampaikan Kepala SMAN 9 Cirebon, Dra Hj Rini Mulyanti MM. Pada tahun 2014 ini, dari seluruh siswa setingkat SMA negeri dan swasta yang tidak mengikuti UN, lima diantaranya tidak lulus. Siswa tersebut berasal dari SMAN 9. Menurut Rini Mulyanti, pihaknya sudah mendaftarkan proses administrasi agar mengikutsertakan mereka dalam ujian paket C gelombang kedua yang akan digelar pada Agustus nanti. “Sudah kami upayakan. Ini tahun pertama saya sebagai kepala sekolah, mendapatkan cobaan seperti ini. Semoga ke depan semua siswa SMAN 9 lulus UN,” harapnya.
Jika kelima siswa UN yang tidak lulus itu dapat menyelesaikan soal ujian Paket C dengan baik, ijazah yang didapatkan dari paket C persamaan SMA. Namun, ujar Rini, apabila mereka kembali dinyatakan tidak lulus UN, harus mengulang pendidikan di tahun ajaran 2014-2015 bersama adik kelas mereka. “Itu resiko dari tidak lulus UN. Saya berharap semoga mereka lulus ujian paket C,” ucapnya.
Rini menjelaskan, lima siswa yang tidak lulus UN itu memang tidak mengikuti UN secara baik. Sebab, mereka mengerjakan soal UN di tahanan. Terkait dugaan kasus narkoba, dia mengatakan sebenarnya mereka hanya korban. Menurutnya, berdasarkan penuturan orang tua mereka, saat itu kelima siswa tersebut sedang duduk di salah satu warung.
Tiba-tiba ada yang memanggil dan meminta ikut bergabung. Setelah itu, polisi datang dan menangkap mereka dengan sangkaan mengkonsumsi narkoba. “Mereka tidak pesta narkoba. Hal itu tidak benar. Itu kata orang tua mereka berdasarkan cerita anak-anak mereka,” ulas Rini. Meskipun demikian, besar kemungkinan ketidaklulusan mereka dalam UN kemarin karena kurang belajar. Sehingga, kelima siswa itu, kata Rini, tidak menguasai soal dan menjawab apa adanya. Sementara, paket soal setiap ruangan ada 20 paket soal yang berbeda dan berbarcode. “Mereka tidak lulus karena nilai mereka kurang,” ucapnya.
Ujian tidak lulusnya lima siswa itu, lanjut Rini, akan menjadi pelecut semangat bagi SMAN 9 untuk lebih meningkatkan kualitas siswa. Dengan harapan, tahun depan semua siswa SMAN 9 seluruhnya lulus ujian nasional. (mik/ysf)